Keragaman Jenis Ikan yang Tetangkap dalam Artifisial Habitat Apung di Waduk Koto Panjang Kabupaten Kampar

Authors

  • Romy Ardian Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau Author
  • Budijono Budijono Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau Author
  • Muhammad Fauzi Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau Author

DOI:

https://doi.org/10.31258/

Keywords:

Waduk, Artifisial Habitat Apung, Keragaman, Kelimpahan, Kualitas Air

Abstract

Artifisial habitat apung merupakan suatu bangunan yang tersusun dari benda padat yang ditempatkan di dalam perairan dan menciptakan habitat baru bagi ikan, termasuk sebagai tempat perkembangbiakan dan perlindungan bagi telur dan larva ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis ikan yang tertangkap dalam artifisial habitat apung yang telah dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2023. Pengambilan sampel ikan dilakukan melalui penangkapan ikan bersama nelayan setempat dengan menggunakan alat tangkap yaitu bubu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang tertangkap terdiri dari 9 spesies dikelompokkan kedalam 6 famili. Kelimpahan ikan dilakukan dengan menggunakan Uji T (Uji Independent Sample T-Test). Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan  t hitung < t tabel (0,025;16) adalah 2,119 sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kelimpahan ikan pada masing-masing atraktor. Nilai indeks keanekaragaman (H’) 1,529-2,908, indeks keseragaman (E) 0,696-0,955 dan indeks dominasi (C) 0,096 – 0,645. Nilai ekologi tersebut diuji dengan menggunakan Uji T (independent sample t-test) yang menunjukkan t hitung< t tabel (0,025;4) adalah 2,776 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada indeks ekologi masing-masing atraktor artifisial habitat apung. Kondisi kualitas perairan di Waduk Koto Panjang menunjukkan bahwa suhu 29–31,2°C, kecerahan 132 – 140 cm, oksigen terlarut (DO) 6,46 – 6,70 mg/L, karbondioksida (CO2) bebas 5 – 5,99 mg/L, dan derajat keasaman (pH) 6,52-6,70. Data tersebut menunjukkan bahwa keragaman jenis ikan yang tertangkap dalam artifisial habitat apung di Waduk Koto Panjang tergolong sedang,  yang berarti habitatnya masih dalam keadaan optimal dan masih sesuai untuk peruntukan biota.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adriani, S.N., Krismono, S., Nurdawati., W.H., Tjahjo, & Nurfiarini, A. (2006). Status Terkini Sumberdaya Ikan di Waduk Jati Luhur. Prosiding Seminar Nasional Nasional Ikan IV, Jatiluhur, 273-291.

Andria, A.F., & Rahmaningsih, S. (2018). Kajian Teknis Faktor Abiotik pada Embung Bekas Galian Tanah Liat PT. Semen Indonesia Tbk. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 10 (2),95

Budhiman, S., Winarso, G. & Wikanti, A. (2013). Pengaruh Pengambilan Training Sample Substrat Dasar Berbeda pada Koreksi Kolom Air Menggunakan Data Penginderaan Jauh. Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital, 10(2): 83-91.

Budijono, B., Hasbi, M., & Fadhlil, U. (2021). Kandungan Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dalam Insang, Ginjal dan Otot Ikan dari Waduk Koto Panjang, Riau. Jurnal Sumberdaya dan lingkungan Aquatic, 1(2).

Harahap, I.S. (2014). Daya Dukung Lingkungan (Carrying Capacity) Danau Siais terhadap Kegiatan Keramba Jaring Apung.. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hasibuan, I.F., S. Hariyadi, S., & Adiwilaga, E.M. (2016). Status Kualitas Air dan Kesuburan Perairan Waduk PLTA Koto Panjang, Provinsi Riau. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 22(3): 147-155.

Kantor Kementerian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Jakarta.

Kottelat, M., Whitten A.J., Kartikasari, S.N., & Wirjoatmodjo, S. (1993). Ikan Air Tawar di Perairan Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Limited Bekerjasama Proyek EMDi.

Krebs, C.J. (1985). Ecology the Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Third Edition. Harper & Row Publisher, New York.

Odum, E.P. (1993). Fundamentals of Echology. Third Edition. Philadelpia. W.B. Sounder Company. Toronto Florida

PT PLN (Persero). (2014). PLTA Koto Panjang 114 MW PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkit Pekanbaru.

Rosalina, H., Sujianto, & Husen, S.S. (2014). Strategi Pengembangan Ekowisata di Kawasan Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang Kabupaten Kampar. Dinamika Lingkungan Indonesia, 1 (2), 97 – 108.

Saanin, H. (1968). Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan (Jilid 1 dan 2). Bina Cipta. Bogor.

Sastrawijaya, A.T. (2009). Pencemaran Lingkungan. Jakarta. Rineka Cipta. 144 hlm.

Sunarno, S., & Harun, H. (2016). Pemasangan Habitat Buatan (Artifisial Habitat). di Perairan Umum Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Jurnal Buletin Teknik Litkayaswara. 14(2): 103–107

Downloads

Published

2024-11-05

Issue

Section

Articles