Analisis Perubahan Garis Pantai di Pulau Pagang, Sumatera Barat
DOI:
https://doi.org/10.31258/jipas.13.1.96-104Keywords:
Perubahan garis pantai, Abrasi, Akresi, Pulau PagangAbstract
Garis pantai bersifat dinamik dan berubah menurut waktu. Penyebabnya merupakan faktor hidro-oseanografi (arus dan gelombang) yang mengakibatkan abrasi dan akresi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan garis pantai di Pulau Pagang, Provinsi Sumatera Barat dengan menggunakan DSAS (Digital Shoreline Analysis System) dan pengamatan parameter oseanografi lainnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Pengamatan oseanografi dilakukan di setiap stasiun pada bulan Januari 2024. Hasil analisis perubahan garis pantai pulau Pagang selama 30 tahun; 1993-2023 mengalami abrasi sebesar 57 meter dengan laju perubahan 2,6 m/tahun, dan dipengaruhi arus sedang (0,26 - 084 m/detik) dan tinggi gelombang rendah (0,20-0,61 m). Abrasi terjadi di stasiun 2 dan 4 dengan kategori sedang, dan tinggi. Sementara itu, Perubahan lainnya yatu akresi pada stasiun 1 dan 3, serta terdapat wilayah yang tidak mengalami perubahan secara signifikan atau dalam kondisi stabil.
Downloads
References
[BMKG] Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. (2022). Data Gempa Bumi Tebuka BMKG. Available (Diakses: 4 Mei 2024).
IPCC. (2014). Climate Change 2014: Synthesis Report. Contribution of Working Groups I, II, and III to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change [Core Writing IPCC, Geneva, Switzerland. 151 pp.
Jonah, F.E., Boateng, I., Osman, A., Shimba, M.J., Mensah, E.A., Adu-Boahen., & Effah, E. (2016). Shoreline Change Analysis Using End Point Rate and Net Shoreline Movement Statistics: An Application to Elmina, Cape Coast and Moree Section of Ghana’s Coast. Regional Studies in Marine Science, 7: 19-31.
Loupatty, G. (2013). Karakteristik Energi Gelombang dan Arus Perairan di Provinsi Maluku. BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan, 7(1): 19-22.
Muryani, C. (2010). Analisis Perubahan Garis Pantai Menggunakan SIG Serta Dampaknya terhadap Kehidupan Masyarakat di Sekitar Muara Sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan. Jurnal Forum Geografi, 24(2): 173-182
Nurjaya, I.W., & Atmadipoera, A.S. (2020). Analisis Perubahan Garis Pantai di Wilayah Pantai Barat Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 12(1): 211-222.
Paeniu, L., Lese V., Jacot, D.C.H., De Ramon N’Yeurt, A., Korovulavula, I., Koroi, A., Sharma, P., Hobgood, N., Chung, K., & Devi, A. (2015). Coastal Protection: Best Practices from the Pacific. Pacific Centre for Environment and Sustainable Development. (PaCE-SD). The University of the South Pacific. Suva. Fiji.
Prihantono, J., Fajrianto, I.A., & Kurniadi, Y. N. (2018). Pemodelan Hidrodinamika dan Transpor Sedimen di Perairan Pesisir Sekitar Tanjung Pontang, Kabupaten Serang-Banten. Jurnal Kelautan Nasional, 13(2): 75-88.
Sardiyatmo, S., Supriharyono, S., & Hartoko, A. (2013). Dampak Dinamika Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit Multi Temporal Pantai Semarang Provinsi Jawa Tengah. Saintek Perikanan: Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 8(2): 33-37.
Sasmito, B., & Amarrohman, F.J. (2016). Pemantauan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Aplikasi Digital Shoreline Anaysis System (DSAS) Studi Kasus: Pesisir Kabupaten Demak. Jurnal Geodesi Undip, 5(1): 78-89.
Setiani, M.F.D.A. (2017). Deteksi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) di Pesisir Timur Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Universitas Brawijaya, Malang.
Sutikno, S. (1993). Karakteristik Bentuk dan Geologi Pantai di Indonesia. DIKLAT PU WIL III. Dirjen Pengairan Departemen PU. Bentuk dan Geologi Pantai di Indonesia. DIKLAT PU WIL III. Dirjen Pengairan Departemen PU. Yogyakarta. 51 hlm.
Wibowo, M.A., Aminah, A.F., & Paramita, E. (2012). Characteristics of Sediment and Physical Oceanography at Shoreline Movement of Rhu Bay Riau Province Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 1118, No. 1, p. 012067). IOP Publishing.