Karakteristik Fisik dan Mekanis Penggunaan Kayu Non Kelas Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) pada Konstruksi Kapal Kayu Tradisional

Muhammad Hairi, Polaris Nasution, Alit Hindri Yani

Abstract


Kebutuhan kayu sebagai bahan utama dalam pembuatan kapal selalu meningkat dan perolehan kayu yang berkualitas sesuai standar Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) untuk dijadikan bahan konstruksi pembuatan kapal semakin sulit untuk ditemui, karena hal ini disebabkan menipisnya ketersediaan kayu di hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanis dari kayu yang biasa digunakan pada konstruksi kapal dan tidak termasuk kedalam kelas BKI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan (eksperimental) atau melakukan pengujian secara lansung. Percobaan yang dilakukan membuat spesimen uji terhadap 4 jenis kayu non klas BKI, seperti Kayu Parak (Aglaia rubiginisa Panel), Kayu Sesup (Lumnitzera spp), Kayu Meranti Bakau (Shorea uliginesa foxio) dan  Meranti Kekait (Shorea platicarpa). Dalam pengujian fisik berat dan kerapatan mengacu pada standar ASTM D970 dan pengujian penyerapan air JIS A5980. Pengujian mekanis bending mengacu pada standar ASTM D790-02, uji tarik ASTM D638-08 dan uji impact ASTM D5942-96. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya serap air terbesar adalah kayu Sesub sebesar 22,22%, dan kerapatan terbesar adalah kayu Parak  sebesar 785,98 kg/m3. Pengujian mekanis bending tertinggi adalah kayu parak yaitu sebesar 157,131 Mpa yang setara dengan kuat kayu kelas I, uji tarik terbesar adalah kayu parak sebesar 165,0446 Mpa yang setara dengan kuat kayu kelas I, dan uji impact terbesar adalah Kayu Parak yaitu 0,0922 J/mm2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kayu Meranti Bakau, Meranti Kekait, Sesup dan Kayu Parak bisa digunakan untuk sebagai bahan konstruksi kulit luar dan rumah geladak.


Keywords


Karakteristik; Fisik; Mekanik; Kayu; Konstruksi

Full Text:

PDF

References


[BKI] Biro Klasifikasi Indonesia. (1996). Buku Peraturan Klasifikasi dan Konstruksi Kapal Iaut “ Rules and Regulation for the Classification and Construction of Ships”. Jakarta, 1-11.

______. (2003). Rules For Fishing Vessels. Buku Peraturan Kiasifikasi dan Konstruksi Kapal Kayu, 1-1

ASTM D 792–08. (2008). Stansart tehs methos fos Density and smpecipic graviti (Relativ Density) of plastics by displancement”. The Executive Director Office of the Federal Register. Washington, D.C.

ASTM D256. (2000). Standard Test Methods for Small Clear Specimens of Timber. USA.

Karim, A. A., Hasbullah, M., Muhammad, A. H. (2011). Kajian Dimensi dan Model Sambungan Konstruksi. Jurnal Hasil Penelitian Vakultas Teknik, 1-8.

Nasution, P., Ronald, H.M. (2016). Analisis Konstruksi Kapal Nelayan Tradisional. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 21(1): 7-17.

Nasution, P., Fitri, P. Sutopo, Semin. (2014). Karakteristik Fisik Komposit Sabut Kelapa Sebagai Insulator Palka Ikan, Berkala Perikanan Terubuk 42(2): 82-92.

Rachman, A., Misbah, M.N., Wartono, M. (2012). Kesesuaian Ukuran Konstruksi Kapal Kayu. Jurnal Teknik Pomits, 1(1): 1-4.




DOI: http://dx.doi.org/10.31258/jipas.10.2.p.98-103

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 muhammad hairi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.