Perbedaan Lama Perendaman Bubu Lipat Terhadap Hasil Tangkapan Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Di Kelurahan Kampung Laut

Maryo Tinambunan, Fauzan Ramadhan, Lisna Lisna, Indra Sulaksana, Nelwida Nelwida, Farizal Farizal

Abstract


Penelitian ini betujuan untuk mengetahui perbedaan lama perendaaman terhadap hasil tangkap kepiting bakau yang efektif untuk alat tangkap bubu lipat di Kelurahan Kampung Laut. Materi penelitian ini adalah kepiting bakau yang diperoleh dari hasil tangkapan  bubu lipat dan umpan belut. Metoda yang digunakan adalah experimental fishing dan proposife sampling. Data yang dihimpun meliputi parameter lingkungan, jumlah total hasil tangkapan, ukuran hasil tangkapan. Uji beda rata-rata digunakan untuk mengetahui suhu permukaan air selama penelitian. Analisis data yang digunakan ialah analisis deskriptif uji Independent sampel t-test. Hasil penelitian menujukkan bahwa adanya perebedaan hasil tangkapan kepiting Bakau dimana lama perendaman 4 jam lebih banyak yaitu sebesar 40 ekor dibandingkan lama perendaman 6 jam yaitu hanya 23 ekor. Kesimpulan penelitian ini adalah hasil tangkapan kepiting Bakau dengan lama perendaman 4 jam mendapatkan hasil yang lebih banyak dibandingkan hasil tangkapan lama perendaman 6 jam

Keywords


Lama Perendaman; Bubu Lipat; Kepiting Bakau

Full Text:

PDF

References


[FAO] Food and Agriculture Organization. (2011). The State of Word Fisheries and Aquaculture. Rome: FAO.

Aditya, B.P., A. Djunaedi, dan Sunaryo. (2012). Pemberian Pelet dengan Ukuran Berbeda.

Afrianto, E dan E. Liviawaty. (1993). Pemeliharaan Kepiting. Kanisius. Yogyakarta. 74 hlm.

Aldita, I.A.D., dan P. Fitridan. (2014). Analisis Perbedaan Jenis Umpan dan Lama Perendaman pada Alat Tangkap Bubu Lipat terhadap Hasil Tangkapan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) di Perairan Rawapening. Jurnal Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 3(3):88-95.

Asmara, A., E. Riani, dan A. Susanto. (2011). Analisis beberapa aspek reproduksi kepiting bakau (Scylla serrata) di perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Jurnal Matematika, Saint dan Teknologi, 12 (1): 30-36.

Boesono, H., A. Dian, dan E.Y. Susanto. (2012). Pengaruh Perbedaan Penggunaan Umpan terhadap Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Kastsuwonus pelamis) pada Alat Tangkap Huhate di Perairan Ternate Maluku Utara. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, (1): 138-147.

Butar-butar, H. (2006). Keterkaitan Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylla serrata) dengan Ketersediaan Makanan Alami di Kawasan Hutan Mangrove Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 78 hlm.

Gafur,A., A.D. Kartini, dan Ramadhan. (2017). Studi kualitas fisik kimia dan biologis pada air minum dalam kemasan berbagai merek yang beredar di Kota Makassar tahun 2016. Higiene, 3(1): 37–46.

Hatapayo, R. (2004). Pengaruh Penggunaan Umpan yang berbeda pada Bubu Dasar di Perairan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah. Skripsi. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.

Iskandar, D. (2013). Pengaruh penggunaan bentuk escape vent yang berbeda pada bubu lipat terhadap hasil tangkapan kepiting bakau. Jurnal Saintek Perikanan, 8(1):13-18.

Kanna, I, (2002). Budidaya Kepiting Bakau. Penerbit Kanisius. Jakarta.

Kasry, A. (1996). Budidaya Ikan Bakau dan Biologi Ringkasan. Bharata, Jakarta.

Kulkarni, V.A., T.G. Jagta, N.M. Mhalsekar, and A.N. Naik. (2010). Biological and environmental characteristics of mangrove habitats from Manori creek, West Coast, India. Environ Monit Assess., 168:587-596.

Kuntiyo. Z,. Arifin, dan T.K.P. Supratno. (1993). Pedoman Bubidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Tambak. Balai Budidaya Air Payau, Jepara.

Kordi, G.M.K. (2000). Budidaya Kepiting dan Ikan Bandeng di Tambak Sistem Polikultur. Dahara prize, Semarang

Martasuganda, S. (2008). Bubu (traps). Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institute Perrtanian Bogor, Bogor.

Miller, R.J. (1990). Efektiveness of crab and lobster traps. Canadian Journal of Fisceries and Acuatic Sciences, 47(6):1228-11251.

Pratiwi., Rostika, dan Dhahiyat. (2011). Pengaruh tingkat pemberian pakan terhadap laju pertumbuhan dan deposisi logam berat pada ikan nilem di karamba jarring apung waduk IR. H. Djuanda. Jurnal akuatika, 2(2):1-11.

Prianto, E. (2007). The role of crab as key species (keystone species) on mangrove ecosystem. Proceedings of the public Bodies Indonesian Forum IV. Fisheries Research Institute for public Bodies, Banyuasin, Indonesia.

Rakhmadevi, C.C. (2004). Waktu Perendaman dan Periode Bulan Pengaruh Terhadap Kepiting Bakau Hasil Tangkapan Bubu di Muara Sungai Radak Pontianak Skripsi. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 83 hlm.

Rangka, N.A. (2007). Status Usaha Kepiting Bakau Ditinjau dari Aspek Peluang dan Prospeknya. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Neptunus 14(1):90-100.

Suryani. (2006). Ekologi Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) dalam Ekosistem Mangrove Dipulau Enggano Provinsi Bengkulu. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Sumber Daya Laut. Program Pascasarjana. Universitas Diponogoro. Semarang.

Umar, N.A. (2002). Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton dan Hubungannya dengan Kelimpahan Zooplankton (Copepoda) dan Larva Kepiting Bakau (Scylla serrata) Skripsi. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 84 hlm.

Wijaya, N.I., F. Yulianda, M. Boer, dan S. Juwana. (2010). Biologi populasi kepiting bakau (Scylla serrata) din habitat Mangrove Taman Nasional Kutai Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Oseanografi dan Limnologi di Indonesia, 3:443-461.




DOI: http://dx.doi.org/10.31258/jipas.9.3.p.192-200

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Ilmu Perairan (Aquatic Science)