Kondisi Perairan Pantai Jelenga Sumbawa Barat sebagai Area Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii

Erwansyah Erwansyah, Nunik Cokrowati, Sunaryo Sunaryo

Abstract


Budidaya rumput laut dapat dilakukan pada perairan yang memiliki kondisi lingkungan yang sesuai dengan habitat rumput laut. Kappaphycus alvarezii merupakan jenis rumput laut yang tergolong alga merah penghasil karaginan yang dibudidayakan di perairan Indonesia termasuk di Pulau Sumbawa. Budidaya rumput laut K.alvarezii mulai dilakukan kembali pada tahun 2020 di perairan pantai Jelenga yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat. Metode budidaya yang digunakan adalah metode patok dasar dengan memanfaatkan area pasang surut yang masih tetap terendam air pada saat surut terendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan perairan pantai Jelenga saat ini untuk area budidaya rumput laut K. alvarezii. Kondisi lingkungan tersebut diantaranya adalah kualitas air lokasi budidaya. Penelitian ini menggunakan metode survei langsung di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan pantai Jelenga memiliki kisaran suhu 29,2-29,8°C, pH 7,2-7,1, salinitas 32-34 ppt, oksigen terlarut 5,2-7,8 mg/L, nitrat 11-12,7 mg/L, fosfat 0,004-0,12 mg/L, dan kecepatan arus 7,2–16 cm/detik. Kesimpulan penelitian ini adalah kondisi lingkungan perairan pantai Jelengah saat ini sesuai dengan lingkungan yang disayaratkan sebagai area budidaya rumput laut K alvarezii

Keywords


Alga; Karaginan; Kualitas air; Patok dasar; Pasang surut

Full Text:

PDF

References


Aslan, L.M. (1998). Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius. Yoyakarta

Ariyati, R.W., L. Sya’rani, A. Endang. (2007). The Suitability Analysis of Karimunjawa and Kemujan Island Territory for Seaweed Culture Site using Geographical Information System. Jurnal Pasir Laut, 3(1):27-45.

Arisandi, A., Marsoedi, H. Nursyam, A. Sartimbul. (2011a). Kajian Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii Hasil Kultur Jaringan pada Perlakuan Suhu yang Berbeda. Jurnal Kelautan, 4(1):77-81. DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v4i1.893

Arisandi, A., Marsoedi, H. Nursyam, A. Sartimbul. (2011b). Pengaruh Salinitas yang Berbeda terhadap Morfologi, Ukuran dan Jumlah Sel, Pertumbuhan serta Rendemen Karaginan Kappaphycus alvarezii. Ilmu Kelautan. 16(3):143-150. DOI: https://doi.org/10.14710/ik.ijms.16.3.143-150

Abdan., Rahman dan Ruslaini. (2013). Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Karagenan Rumput Laut (Kappahycus alvarezii) Menggunakan Metode Long Line. Jurnal Mina Laut Indonesia, 3(12): 113-123.

Atmanisa, A., A. Mustarin, dan N. Anni. (2020). Analisis Kualitas Air pada Kawasan Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottoni di Kabupaten Jeneponto. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 6(1): 11–22. DOI:10.26858/jptp.v6i1.11275.

[BSN] Badan Standar Nasional. (2011). Produksi Bibit Rumput Laut Kotoni (Eucheuma cottoni). Bagian 1: Metode Lepas Dasar. Jakarta.

Cokrowati, N., N. Diniarti, D.N. Setyowati, A. Mukhlis. (2020). Pertumbuhan Rumput Laut Hasil Kultur Jaringan Kappaphcus alvarezii. Jurnal of Fisheries and Marine Research. Volume 4(1):61-65. DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.9

Eem, L.P., J. Tan, R. Adibi, dan S.M. Phang. (2014). A Guide to Kappaphycus and Eucheuma Seaweed in Malaysia. University of Malaya. Malaysia.

Fatmawati, Sutikno, Hardjosuwarno. (1998). Kesesuaian Budidaya Rumput Laut (Eucheuma) di Wilayah Perairan Laut Daerah Tingkat II Kotabaru Kalimantan Selatan. BPPS-Universitas Gadjah Mada, 11(3):305-321.

Kordi, M.G.H. (2010). Kiat Sukses Budidaya Rumput Laut di Laut dan Tambak. Lily Publisher. Yogyakarta.

Lobban, C.S dan P.J. Harrison. (1994). Seaweed Ecology and Physiology. Cambridges University Press. 366 pp.

Lundsor, E. (2002). Eucheuma Farming in Zanbibar. Broadcast System, an Alternative Method for Seaweed Farming. Candidata Scientiarium in Marine Biology. University of Bergen.

Nur, A.I., S. Husain, dan Patang. (2016). Pengaruh Kualitas Air terhadap Produksi Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii). Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. 2: 27-40.

DOI: https://doi.org/10.26858/jptp.v2i1.5151.

Orbita, M.L.S. (2013). Growth rate and Carrageenan Yield of Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Gigartinales) Cultivated in Kolambugan. Lanao del Norte. Mindanao. Philippines. AACL Bioflux, 5 (3) :128–139.

Patahiruddin. (2020). Pengaruh Nitrat Subtrat terhadap Pertunbuhan Rumput Laut Gracilaria verrucosa di Tambak Budidaya Desa Lare-Lare Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan. Fisheries of Wallacea Journal, 1(1): 1-8

Pauwah, A., M. Irfan, dan Fatma, M. (2020). Analisis Kandungan Nitrat dan Fosfat untuk Mendukung Pertumbuhan Rumput Laut Kappahycus alvarezii yang Dibudidayakan dengan Metode Longline di Perairan Kastela Kecamatan Pulau Ternate Kota Ternate. Hemyscyllium, 1(1): 10-22.

Wijayanto, T., M. Hendri, dan R. Aryawati. (2011). Studi Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma Cottonii dengan Berbagai Metode Penanaman yang Berbeda di Perairan Kalianda Lampung Selatan. Maspari Journal, 3:51–57.

Yudasmara, G.A. (2014). Budidaya Anggur Laut (Caulerpa racemosa) Melalui Media Tanam Rigid Quadrant Nets Berbahan Bambu. Jurnal Sains dan Tekhnologi. 3(2).

Yusup, S., K. Ma'ruf, M.B. Abdul. (2017). Pengaruh Bobot Awal yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Keragenan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii yang Terserang Epifit dalam Rakit Jaring Apung. Jurnal Media Akuatika. 2(4): 509-518. DOI: http://dx.doi.org/10.33772/jma.v2i4.4356.




DOI: http://dx.doi.org/10.31258/jipas.9.2.p.94-98

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Ilmu Perairan (Aquatic Science)